Antara Ada dan Tiada (oh Ayah-oh Ibu)
Keluarga perlu memperhatikan agar masa depan anak agar lebih baik. memberikan stimulasi pendidikan sejak dini. Dalam islam kedua orangtua wajib mendidik buah hatinya bahkan hadist pun sudah menerangkan bahwa “tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (hr. Al hakim: 7679). kepedulian yang hanya tidak sebatas memberi sandang dan pangan semata melainkan pengajaran yang berisikan pratek dan menerapkan dalam kehidupan nyata dimulai dari pengenalan terhadap allah swt dan adab dalam berbakti pada kedua orang tua.
Orangtua yang disibukkan dengan berkerja sehingga tidak peduli terhadap tumbuh kembang dan pendidikannya, maka dikhawatirkan menjadi duri bagi orang tuanya, melepas asah asih dan asuh yang seharusnya anak dapatkan dari orangtua buka pada oranglain. Sebab apa ? karena tiada contoh teladan yang bisa ditirunya, barangkali benar pula lah kata neilpostman bahwa anak tidak pernah gagal meniru orang dewasa. Kekosongan sosok teladan yang bisa dijadikan idola dikehidupannya, bahkan sifat berbakti dan menghormati orang tua tidak akan muncul dengan sendirinya apabila tidak di tunjuk ajarkan melalui pembiasaan orangtuanya.
Mengembalikan peran ayah dalam kehidupan anak menjadi alternatif utama, kehilangan sosok pemimpin akibat sibuknya dengan dunia kerja sehingga tak jarang anak tiada mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah, ibu di rumah barangkali sudah memberikan yang terbaik namun sosok ayah tak kalah pentingnya dengan ibu dalam mengasah, mengasih dan mengasuh anak.
Kekosongan sosok teladan dalam sebuah keluarga seperti ada dan tiadanya ayah ibu memberikan dampak buruk pada kepribadian anak, tidak pedulinya orang tua menyebabkan anak terutama anak laki-laki lemah dalam tiga hal, yaitu berpikir, memilih dan mengambil keputusan, padahal bagi anak laki-laki ini adalah tiga hal penting karena suatu saat dia akan menjadi pemimpin dimasa depannya.
Anak-anak akan bertingkah seperti anak-anak, kitalah sebagai orangtua yang harus bersikap seperti orang dewasa, pahami dunia mereka dan ikutlah didalamnya, supaya kelak dia dewasa kenangan indah dimasa kecilnya senantiasa tersimpan baik, namun apabila si ayah tidak lagi peduli terhadap si anak, dan juga si ibu yang kurang menunaikan kewajibannya dalam hal mendidik anak, anak akan tumbuh seperti halnya anak yatim, yang tidak memiliki orang tua, dia akan menjadi sampah masyarakat yang suatu saat akan menjadi penyebab terjadinya kerusakan dan kejahatan di tengah-tengah masyarakat, kecuali allah mempunyai takdir lain.
Jika ibu dan ayah mau menjadi sahabat anak, maka mereka harus menjadi pihak yang menjalin hubunngan persahabatan bukan hubungan atasan bawahan, persahabatan itu saling mengerti, saling bekerjasama dan saling menghargai, jadi jangan bermimpi memiliki anak yang berbakti dan penurut jika orang tua tidak bisa bekerjasama dan menghormati anak sebagai insan yang juga memiliki hak, akibat dari kesibukan sehinga bagi anak berayah ada berayah tiada, beribu ada beribu tiada dalam kehidupannya.
Wallahualam bissawab