Description: C:\Users\Windows 7\Pictures\IMG-20191203-WA0054.jpg

Diskriminasi terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) masih sangat terlihat dilingkungan kita. Hal ini dapat terlihat dari orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) masih banyak menyekolahkan anaknya di sekolah khusus ABK. Ketakutan orang tua akan diskriminasi terhadap anaknya di sekolah formal menjadikan pendidikan inklusi tidak begitu bermanfaat. Dikarenakan minimnya pengetahuan tentang pendidikan inklusi bagi orang tua maka perlu diberikan pemahaman khusus untuk dapat menjadikan ABK menjadi anak yang berani berbaur dengan orang lain diluar dari anak-anak ABK lainnya. Dengan pendidikan inklusi, diharapkan setiap warga negara menerima perbedaan yang ada dari setiap anak sebagai anggota masyrakat tanpa berfikir bahwa anak ABK tidak pantas mendapat pendidikan. Dengan adanya pendidikan inklusi ini orangtua harus berani menyekolahkan anaknya di sekolah formal agar terjadinya pendidikan inklusi yang diharapkantanpa diskriminasi.

Berbagai kemungkinan dapat terjadi, jika diskrimilasi di sekolah terhadap anak-anak berkebutuhan khusus tidak diperhatikan bersama oleh pihak sekolah. Hal ini bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekolah seperti terjadinya bullying terhadap anak berkebutuhan khusus tersebut. Bully dalam hal ini tidak hanya dalam bentuk kekrasan fisik saja namun juga dalam bentuk verbal atau ucapan yang disampaikan oleh anak-anak normal di sekolah.

Adanya pemahaman tentang terjadinya perbedaan yang ada di lingkungan masyarakat, perlu dipahami kembali bahwa setiap yang berbeda bukanlah sesuatu yang buruk, maka harus diterima dengan baik oleh setiap masyarakat. Dengan begitu masyarakat akan hidup rukun dan harmonis tanpa memilikirkan perbedaan yang ada di sekitarnya. Penanaman pendidikan yang baik sejak dini tidak hanya di sekolah namun juga di rumah akan mengajarkan anak sebagai generasi muda menerima perbedaan yang ada karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah hak segala bangsa yang dalam hal ini hal bagi setiap generasi muda. Dengan tidak memilikirkan konstruksi buruk yang ada di masyarakat membuat keberadaan anak berkebutuhan khusus mampu di terima di lingkungannya dan mendapatkan pendidikan yang layak karena orang tua mulai terbuka dan menerima kekurangan yang ada pada anaknya.

Solusi yang dapat diberikan atas adanya diskriminasi dalam pendidikan terkait hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah normal dengan teman-teman yang non-kebutuhan khusus adalah dengan memberikan pemahaman kembali tentang anak berkebutuhan khusus. Artinya perlu merekonstruksi mengenai apa yang dipahami masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus. Solusi yang baik untuk membuat kontruksi masyrakat terhadap pemahaman yang ada sebelumnya adalah dengan adanya sikap terbuka dari orangtua bahwa memang anaknya berkebutuhan khusus dan perlu dibimibng oleh semua pihak agar anak diterima di lingkungannya. Sebelum adanya pendidikan inklusi di sekolah normal diterapkan, anak berkebutuhan khusus disekolahkan bersama dengan anak-anak yang memiliki kesamaan dengannya.

Dengan adanya kebijakan pendidikan inklusi di sekolah diharapkan mampu menghilangkan batas atau perbedaan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi merupakan upaya pemerintah dalam dunia pendidikan untuk menggabungkan anak berkebutuhan khusus dengan anak yang non berkebutuhan khusus dalam arti ia normal dalam bentuk fisik dengan harapan tidak adanya diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus tersebut karena sebelumnya anak berkebutuhan khusus memiliki sekolah sendiri dan beberapa sekolah belum siap untuk menerima anak berkebutuhan khusus di sekolah.

Menanamkan pendidikan karakter dan memberikan pemahaman pendidikan inklusi di setiap sekolah. Tujuannya adalah agar terjadinya kesetaraan dan meratanya pendidikan yang didapat anak bangsa sebagai generasi penerus. Pendidikan karakter di tanamkan di sekolah agar setiap anak memiliki karakter yang baik dan saling menghargai antara setiap anggota masyarakat yang ada di sekolah. Pendidikan karakter ini dilakukan agar anak non-kebutuhan khusus menerima dan saling menghargai perbedaan yang ada antara mereka. Dimaksudkan dengan karakter adalah perilaku manusia atas nilai-nilai yang berlaku dan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan dan perbuata. Karakter yang diharapkan untuk mewujudkan terciptanya hubungan yang baik antara anak berkebutuhan khusus dan anak non-kebutuhan khusus adalah dengan menanamkan karakter yang baik di sekolah berdasarkan pengertian tersebut.

 Dengan begitu, diskriminasi yang terjadi saat ini tidak akan lagi di alami oleh ABK di sekolah maupun dilingkungannya. Sebagai anggota masyrakat, kita harus terbuka menerima kekurangan orang lain dan memahami bahwa setiap generasi muda memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Dengan tertanamnya karakter yang baik disetiap diri anggota masyarakat maka akan membuat memudarnya sikap diskriminasi di masyarakat. Menanamkan nilai yang baik pada siswa di sekolah adalah cara yang baik untuk mengubah perilaku yang semula bersifat diskriminatif menjadi lebih simpati terhadap ABK. Menumbuhkan rasa percaya pada diri anak berkebutuhan khusus juga perlu ditanamkan sebagai karakter yang baik agar anak berkebutuhan khusus benar-benar percaya diri dan berani beradaptasi dengan lingukungannya.

Tumbuhnya rasa percaya diri bagi anak berkebutuhan khusus akan membuat mereka mampu diterima dan ditambah dengan adanya prestasi yang didapatnya akan membuat masyarakat lebih terbuka dan menerimanya sehingga tidak ada lagi konstruksi buruk yang dibuat oleh masyarakat kepada anak berkebutuhan khusus.