Dr. NON SYARIAFDI, M.Pd

MENJADI MAHASISWA HEBAT DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Dr. Non Syafriafdi, S.Pd., M.Pd ( Dosen STAI Auliaurrasyidin )

Seiring dengan perkembangan zaman tidak dapat dielakkan lagi saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Istilah era revolusi Industri 4.0 ini dikenalkan oleh seorang ekonom Jerman, Penggagas World Economic Forum (WEF) dan penulis buku “The Fourth Industrial Revolution” yang bernama Klaus Schwab. Era revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara hidup manusia, bekerja  dan berinteraksi dengan sesama serta membawa pengaruh yang luar biasa terhadap pelbagai sektor dan pelbagai unsur. Mau tidak mau, suka tidak suka era ini akan tetap berlangsung. Diantara sektor dan unsur yang juga terkena dampak dengan adanya era revolusi industri 4.0 ini adalah mahasiswa.

Mahasiswa sebagai agen perubahan, tentu saja harus proaktif menyikapi era ini. Mahasiswa tentu saja tidak bisa hanya berpangku tangan dan pasif, karena era ini akan membuat orang yang memiliki kompetensi dan skill lah yang bisa eksis. Sebaliknya jika keberadaan mahasiswa tidak memiliki kompetensi dan skill tentu saja akan tetap tertinggal dan akan menjadi penonton di tengah kemajuan dan perkembangan dunia dewasa ini.

Pertanyaannya sekarang adalah…

Apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam menyikapi dan menghadapi era revolusi industri 4.0 ini? Langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 ini? Pertanyaan tersebut penting diajukan agar kiranya mahasiswa mampu berpikir dan pada akhirnya berupaya untuk tetap eksis di dunia yang serba otomatisasi sekarang ini serta era dimana menurut hasil penelitian McKinsyey Global Institute era yang dapat menghilangkan 800 juta lapangan pekerjaan karena telah digantikan oleh robot. Hasil penelitian ini tentu saja bukan tidak berdasar, tetapi tentu sudah berdasarkan kajian yang ilmiah. Dengan demikian ini juga menjadi bahan pemikiran bagi mahasiswa khususnya terhadap kondisi ini.

Ada banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Satu diantaranya yang mesti dikedepankan oleh mahasiswa adalah harus bersikap optimis.

Mahasiswa harus optimis menatap era ini. Bukan sebaliknya dengan bersikap pesimis. Kenapa ini penting? Karena dengan sikap optimis nantinya akan berpengaruh terhadap perilaku dari mahasiswa tersebut. Seorang mahasiswa yang optimis tentu saja ia tidak akan tinggal diam dan berpangku tangan atau pasrah menerima keadaan. Tetapi ia akan melakukan usaha terbaik apa yang harus dilakukan, untuk tetap eksis di era revolusi industri 4.0. Bahkan kalau bisa bukan hanya sekedar eksis tetapi mampu membawa perubahan bagi diri pribadi khususnya dan bagi masyarakat sekitar umumnya. Ada statement yang berkembang di tengah masyarakat yang cukup bagus yakni “Biar kita dari kampung, tetapi tidak kampungan”. Statement sederhana tetapi membawa makna yang mendalam. Seorang mahasiswa hebat dia tidak akan mempedulikan asalnya dari mana, tetapi yang dipikirkan bagaimana ia meningkatkan kualitas diri dan kompetensi serta skill nya.

Karena itu di era revolusi industri 4.0 agar mahasiswa menjadi hebat adalah tanamkan didirinya sikap optimis dan buang sikap pesimis. Hal lainnya adalah tanamkan rasa percaya diri. Percaya diri itu baik dimiliki oleh siapapun termasuk dalam diri mahasiswa tersebut. Allah SWT telah menciptakan kita sebagai makhluk terbaik, kenapa kita kerdilkan potensi yang sudah diberikan oleh Yang Maha Kuasa tersebut. Ada banyak kisah dari orang-orang sukses yang dibaca dan perlu ditauladani satu diantaranya adalah mereka memiliki rasa percaya diri. Dimanapun mereka berada mereka selalu percaya diri. Apatah lagi bagi seorang mahasiswa kalau ia sendiri tidak percaya diri, bagaimana orang lain akan mempercayainya dan memberikan amanah ataupun apapun namanya untuk dirinya.

Sekali lagi biarlah berasal dari kampung, tetapi pemikiran kita tidak kampungan. Boleh berasal dari kampung, tetapi pemikirannya maju ke depan. Siap bersaing dengan siapa saja. Sikap ini sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. Dalam persaingan apapun jika sudah memiliki sikap seperti ini, yakin dan yakinlah kesuksesan akan dapat diraih. Sebagai contoh sebagai pemuncak di saat wisuda nantinya hanya satu orang, tetapi yakinkan dan percaya diri bahwa yang satu orang tersebut adalah kita. Bisa juga dalam contoh lain misalnya dalam penerimaan CPNS misalnya yang diterima satu orang, tetapi yakinkan diri yang satu orang itu kita. Apalah artinya misalnya diterima seribu orang tetapi kita masuk yang keseribu satu. Itu tidak akan berarti apa-apa. Artinya kita sudah kalah sebelum berperang.

Dengan demikian di ujung tulisan ini dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi mahasiswa hebat di era revolusi industri 4.0 pertama tanamkan sikap optimis, buang sikap pesimis. Kedua tingkatkan rasa percaya diri, yakinkan diri bahwa kita mampu. Sederhana memang, tetapi jika tidak dilatih maka hal tersebut juga akan menjadi sia-sia dan tidak akan berimplikasi apa-apa terhadap perubahan diri sendiri. Tentu saja untuk menjadi mahasiswa hebat di era revolusi industri 4.0 bukan ini saja solusinya, namun kali ini hanya ini saja yang dibahas terlebih dahulu. Tentu saja masih ada solusi lain, yang in syaa Allah akan dikupas pada tulisan edisi berikutnya.

Semoga bermanfaat